Tampilkan postingan dengan label Liputan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Liputan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 Desember 2012

Ketua MPU Aceh Selatan : Kami Belum Punya Mobil Dinas

KR | Tapaktuan - Sejak resmi ditetapkan sebagai unsur Muspida plus pada 2009 lalu, hingga kini ketua MPU Kabupaten Aceh Selatan belum memiliki mobil dinas. Jangan heran, pada acara-acara resmi yang melibatkan kehadiran unsur Muspida, ketua MPU sering hadir menggunakan sepeda motor, sementara unsur Muspida lainnya hadir dengan mobil dinas mentereng.

MPU di Provinsi Aceh telah ditetapkan statusnya sebagai lembaga sejajar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dan sekaligus pimpinan MPU di tingkat provinsi maupun kabupaten ditetapkan sebagai unsur Muspida plus, sejajar dengan unsur Muspida lainnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa Penetapan lembaga MPU sebagai SKPD dan Pimpinan MPU sebagai unsur Muspida plus berdasarkan Qanun Aceh No.2 Tahun 2009 tentang MPU.

Ketua MPU Kabupaten Aceh Selatan, Tgk.H.Attarmizi Hamid yang dihubungi terpisah mengakui lembaga yang dia pimpin belum memiliki mobil dinas, kecuali sejumlah sepeda motor yang dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran operasional, seperti operasional turun ke kecamatan-kecamatan terkait pelaksanaan program kegiatan.
"Untuk keperluan tersebut kami menggunakan sepeda motor," katanya.

Sangat dimaklumi, tambahnya, dengan menggunakan sepeda motor para petugas sering dihadapkan berbagai kendala, termasuk kendala akibat faktor cuaca. Sebagaimana diketahui, Provinsi Aceh sebagai daerah pemberlaku syariat Islam membutuhkan peranan MPU yang cukup besar sebagai ujung tombak mendukung sosialisasi dalam proses implementasi secara kaffah. Dalam kaitan itu, MPU tentunya butuh dukungan sarana dan prasarana pendukung bagi tercapainya pemberlakuan syariat Islam.(AN/de)


Taman Kota Tapaktuan Belum Jelas Statusnya

Taman Putri Naga, Tapaktuan
KR | Tapaktuan - Pihak Pemko Tapaktuan telah membangun beberapa lokasi yang dijadikan sebagai taman kota guna mendukung program kebersihan kota Tapaktuan, ibukota Aceh Selatan, Hadirnya taman kota sudah seharusnya menjadi salah satu fasilitas pendukung untuk mewujudkan pemukiman kota yang bersih, indah dan nyaman dan keberadaannya menjadi penting untuk dikelola.



Namun, hingga saat ini status sejumlah taman kota yang telah dibangun di beberapa lokasi di kota tersebut belum jelas sehingga menjadi kendala untuk pemeliharaan, perawatan maupun peningkatan fungsinya kedepan agar lebih bermanfaat.

"Sampai sekarang beberapa taman kota tersebut yang belum jelas statusnya sehingga menjadi salah satu kendala. Namun demikian kami berupaya agar ada kejelasan supaya ada tanggung jawab untuk pemeliharaannya," kata H. Amrizal SP.d, Kepala Kantor Kebersihan Pertamanan dan Lingkungan Hidup (KKP-LH) Aceh Selatan di Tapaktuan, Senin (17/12).

Disebutkan, sedikitnya ada dua taman kota yang belum diserahkan kepada KKP-LH Aceh Selatan, yakni Taman Naga yang dibangun oleh BPD Cabang Tapaktuan dan taman tepi laut Reklamasi Pantai Tapaktuan. Menurutnya, dengan adanya kejelasan status, pihaknya dapat memanfaatkan sebagian areal taman itu sebagai arena bermain yang dapat menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD).

"Menjadi program kita untuk membuat taman Reklamasi Pantai Tapaktuan untuk arena rekreasi warga kota dengan penarikan retribusi untuk PAD. Tentu akan kita lengkapi fasilitas di arealnya mulai dari fasilitas permainan anak-anak hingga kebutuhan orang dewasa seperti mushala," katanya.

Keinginan kuat untuk memperjelas status taman itu berkaitan dengan keinginan untuk mewujudkan program kebersihan dan keindahan kota Tapaktuan yang bernuansa hijau serta bernilai ekonomi.

"Saya yakin program kebersihan kota Tapaktuan dan kota-kota kecamatan dapat terwujud secara bertahap," katanya. Di bagian lain, Amrizal mengakui, masyarakat kota Tapaktuan semestinya sudah menikmati keindahan kota Tapaktuan bila program ini terwujud. (AN/de)

Korban Tenggelam di Krueng Luas Berhasil Ditemukan

Ilust:google
KR | Geulumbuk - Seorang remaja bernama Rizki Saputra (14) asal Ujung Pasir, Kecamatan Kluet Selatan Aceh Selatan yang tenggelam di sungai Krueng Luas Trumon Timur, sekitar 60 kilometer sebelah timur Kluet Selatan, Kamis (21/12) lalu akhirnya diketemukan dalam keadaan tak bernyawa pada hari sabtu (22/12) sekitar pukul 07.30 WIB.

Seperti yang dilaporkan oleh Muhibbudin, salah seorang warga setempat kepada koresponden Kluet Raya Online kemaren malam melalui e-conference. Muhibbudin mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat korban memancing bersama temannya di sungai yang berawa-rawa itu. Tanpa diketahui, korban tiba-tiba terjatuh dari tebing sehingga tenggelam dan kini telah diketemukan oleh masyarakat dibantu tim SAR Aceh Selatan.

Korban yang masih pelajar di sebuah sekolah menengah itu diketahui mengunjungi pamannya, Zainuddin (39), yang menetap di Krueng Luas Trumon. Pada hari naas itu, korban minta izin untuk memancing bersama temannya sambil melihat-melihat keadaan di sekitar lokasi.

Muhibbudin juga mengabarkan, pencarian terhadap korban langsung dilakukan setelah mendengar yang bersangkutan dikabarkan tenggelam. Berita itu juga langsung menyebar ke warga yang kemudian bersama Tim SAR beramai-ramai mencoba melakukan pencarian, namun belum membuahkan hasil disebabkan lokasi kejadian agak berat medannya karena sungainya penuh hutan dan rawa-rawa sehingga korban belum ditemukan. Hingga hari kedua sejak kejadian, jasad korban ditemukan.

Jasad Rizki Saputra dikabarkan langsung dibawa pulang ke gampong Ujung Pasir Kecamatan Kluet Selatan untuk diserahkan kepada pihak keluarga.



Jumat, 21 Desember 2012

Kecelakaan Kerja, Mukim Kandang Meninggal Dunia

KR - Pembangunan jembatan yang akan menghubungkan gampong Kapeh dengan gampong Ujung telah memakan korban jiwa. Seperti yang dilaporkan oleh Yurliadi, salah seorang warga gampong Kedai Kandang kepada redaksi melalui e-conference.

Korban bernama Azizar, 46 tahun yang menjabat sebagai Mukim di Kemukiman Kandang. Korban  saat itu sedang membantu pekerja lainnya memegang tali yang sedang digunakan untuk menurunkan batang kelapa yang sudah dipotong untuk dipakai sebagai penyangga jembatan. Tatkala batang kelapa tadi sedang diditurunkan, tiba - tiba tali yang dipegang oleh si korban mengendur dan potongan batang kelapa tadi condong kearahnya sehingga membuat korban terkejut. 

Jembatan darurat

Korban yang terkejut spontan hendak melompat ke rakit yang dipakai pekerja untuk membantu pemasangan penyangga jembatan. Namun karena lompatannya tidak sampai kerakit sehingga dada dan dagu korban menghantam leger jembatan dengan keras sehingga korban terjatuh ke sungai. Seorang pekerja bernama Hermadi segera menolong korban dan menegangkatnya ke pinggir jembatan untuk diberi pertolongan.



Melihat kondisi korban yang kritis, pekerja dan masyarakat segera membawa korban ke Puskesmas Kandang di gampong Suak Bakong untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Namun sesampainya di Puskesmas, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 5 sore. Kejadian terjadi pada tanggal 18 desember 2012.

Perlu diketahui bahwa, pembangunan jembatan yang mempunyai panjang lebih kurang 60M dan terletak diatas sungai kandang itu tidak menggunakan alat berat sehingga proyek tersebut memakan waktu yang lama. Apalagi dengan tiadanya alat berat menyebabkan keselamatan para pekerja tidak terjamin. Semoga kedepan tidak lagi korban akibat dari kurangnya kelengkapan peralatan dilapangan.(de)

Pengguna Jembatan Mulai Resah

KR- Sepintas tiada terlihat sesuatu yang ganjil pada jembatan gantung ini. Jembatan gantung yang menghubungkan gampong Kedai Kandang dengan gampong Sialang di Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan ini menjadi satu – satunya sarana penghubung saat ini antara masyarakat yang berada dipulau Kandang yakni masyarakat gampong Kedai Kandang, gampong Ujung, Gampong Luar, gampong Pasi Merapat dan gampong Jua dengan gampong - gampong lain yang berada di jalan umum seperti gampong Suaq Bakong, Sialang, Kedai Runding dan gampong lainnya.

Jembatan Gantung, Gampong Kedai Kandang Kec. Kluet Selatan
Jembatan gantung yang berdiri sejak tahun 1992 ini, sedikit demi sedikit mulai meresahkan sebahagian masyarakat yang melintas. Penyebabnya adalah beberapa kabel pengikat badan jembatan yang gunanya mencegah terjadi goyangan tatkala dilintasi oleh manusia dan kenderaan roda dua ini sudah lepas dan putus dari tempatnya sehingga apabila ada beberapa orang yang melintas, mereka akan merasakan goyangan yang mendebarkan dari jembatan gantung ini.

Redaksi sudah beberapa kali melintasi jembatan gantung yang berada diatas Krueng Kluet ini dan kenyataannya memang demikian. Pengendara sepeda motor yang berboncengan kerap harus turun dan berjalan kaki untuk menyeberang dijembatan ini karena tidak tahan dan takut pada goyangan jembatan. Namun walaupun harus berjalan kaki, pejalan kaki pun wajib berhati – hati pada papan yang dijadikan alas jembatan karena ada beberapa yang sudah lepas sedikit dan sudah terkesan rapuh terkena panas dan hujan.

Mengingat bahwa jembatan gantung ini menjadi alat penghubung masyarakat, sudah sebaiknya apabila beberapa gampong yang terdapat dalam pulau Kandang untuk melakukan rehabilitasi supaya masyarakat aman dan nyaman untuk melintas.(de)